Inilah Negara Dan Bangsa Yang Pernah Peduli Dengan Kemerdekaan Bangsa Indonesia
Banyak sekali penindasan - penindasan bangsa diberbagai belahan bumi ini. Namun tidak semua bangsa peduli pada bangsa lain yang tertindas. Kenyataan ini dapat dirasakan betapa tingginya ego manusia yang lebih dominan mementingkan dirinya sendiri.
Jika mengingat sebelum merdeka, bangsa kita yang pernah dijajah selama 3,5 abad terasa sekali kebaikan bangsa lain yang peduli dengan kemerdekaan bangsa Indonesia diantaranya adalah negara - negara non blok.
Gerakan Non blok terbentuk juga karena partisipasi bangsa Indonesia yang telah merasakan kepedulian bangsa lain terhadap kesulitan bangsa Indonesia. Gerakan Non Blok merupakan gerakan netral dalam rangka perdamaian dunia untuk tidak memihak salah satu blok kekuatan dunia yaitu blok Barat ataupun blok Timur.
Blok Barat dipimpin oleh Amerika dalam bentuk pertahanan NATO, blok Timur dipimpin oleh Uni Soviet dalam bentuk pertahanan/badan PAKTA WARSAWA. Atas inisiatif pemimpin lima negara yaitu Indonesia, India, Mesir, Ghana, serta Yugoslavia terbentuklah sebuah organisasi yang disebut Gerakan Non Blok (GNB)pada tahun 1961.
Blok Barat dipimpin oleh Amerika dalam bentuk pertahanan NATO, blok Timur dipimpin oleh Uni Soviet dalam bentuk pertahanan/badan PAKTA WARSAWA. Atas inisiatif pemimpin lima negara yaitu Indonesia, India, Mesir, Ghana, serta Yugoslavia terbentuklah sebuah organisasi yang disebut Gerakan Non Blok (GNB)pada tahun 1961.
Beberapa negara dan orang asing yang pernah peduli dengan kemerdekaan bangsa Indonesia adalah sebagai berikut:
Mesir, adalah salah satu sekutu bangsa Indonesia yang pertama kali secara de facto mengakui kemerdekaan Indonesia pada 22 Maret 1946 serta menggalang dukungan Liga Arab menerima kedaulatan Indonesia di mata hukum Internasional.
Dukungan ini setelah lobi gigih diplomat RI di Kairo beberapa bulan setelah Soekarno mengkonsolidasi kabinet. Mesir juga mengakui secara de jure dengan menunjuk H.M Rasjidi sebagai kuasa RI membuka kedutaan besar di Kairo.
Dukungan ini setelah lobi gigih diplomat RI di Kairo beberapa bulan setelah Soekarno mengkonsolidasi kabinet. Mesir juga mengakui secara de jure dengan menunjuk H.M Rasjidi sebagai kuasa RI membuka kedutaan besar di Kairo.
India, memiliki nasib hampir sama dengan Indonesia yang merdeka setelah 2 tahun Indonesia merdeka. Kesamaan sebagai bangsa terjajah membuat India mendukung kedaulatan bangsa Indonesia. Maka terjalinlah persahabatan Hatta dengan Perdana Menteri Jawaharial Nehru, yang merupakan pemimpin Partai Kongres Nasional India.
Pemerintah RI menawarkan bantuan 500 ton padi pada 20 Agustus 1946 ketika India kelaparan saat penguasa kolonial Inggris. Berkat bantuan inilah India kemudian merdeka pada tahun 1947 dan mendukung Indonesia di forum - forum PBB.
Pemerintah RI menawarkan bantuan 500 ton padi pada 20 Agustus 1946 ketika India kelaparan saat penguasa kolonial Inggris. Berkat bantuan inilah India kemudian merdeka pada tahun 1947 dan mendukung Indonesia di forum - forum PBB.
Australia, juga pernah berjasa terhadap Indonesia meskipun negara tetangga yang satu ini kini sering cekcok dengan Indonesia. Autralia membantu mengamankan kemerdekaan dari rongrongan agresi militer.
Buruh kapal Indonesia telah bekerja sama dengan serikat pekerja perkapalan di QueenIsland maupun Sydney. Keadaan ini membuat sentimen warga Australia mendukung kemerdekaan Indonesia yang dikobarkan oleh aktivis sosialis maupun komunis.
Tokoh - tokoh politik yang dibuang Belanda ke Digul yang menyeberang ke Australia juga ikut berperan besar terhadap kemerdekaan Indonesia.
Secara politik Australia selalu memberikan dukungan kepada RI.yaitu setelah agresi militer I setelah Perjanjian Linggar Jati Australia bersama India mengajukan resolusi 31 Juli 1947 di PBB untuk memaksa Belanda menghentikan serangan ke wilayah Indonesia.
Buruh kapal Indonesia telah bekerja sama dengan serikat pekerja perkapalan di QueenIsland maupun Sydney. Keadaan ini membuat sentimen warga Australia mendukung kemerdekaan Indonesia yang dikobarkan oleh aktivis sosialis maupun komunis.
Tokoh - tokoh politik yang dibuang Belanda ke Digul yang menyeberang ke Australia juga ikut berperan besar terhadap kemerdekaan Indonesia.
Secara politik Australia selalu memberikan dukungan kepada RI.yaitu setelah agresi militer I setelah Perjanjian Linggar Jati Australia bersama India mengajukan resolusi 31 Juli 1947 di PBB untuk memaksa Belanda menghentikan serangan ke wilayah Indonesia.
Warga asing yang pernah peduli dengan kemerdekaan Indonesia diantaranya yaitu,
- Muhammad Ali Taher adalah seorang saudagar kaya Palestina yang tidak pernah mengenyam pendidikan sekolah hanya sekolah Al qur'an tradisional. Muhammad Ali Taher memiliki tiga surat kabar yaitu Ashoura, Al - Shahab, dan Al Alam Al Masri. Ketiga surat kabar tersebut selalu menyuarakan nasionalisme negara - negara muslim termasuk Indonesia.
- Muhammad Amin Al-Hussaini dari Yerusalem menentang zionisme Yahudi di palestina. Dia juga mendukung secara terbuka kemerdekaan Indonesia yang dimulai setahun sebelum Bung Karno dan Bung Hatta benar - benar memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
- Princen asal Belanda pada tanggal 26 September 1948 meninggalkan KNIL di Jakarta dan bergabung dengan TNI. Tahun 1949 menjadi prajurit divisi Siliwangi kompi staf brigade infantri 2, grup Purwakarta. Ia aktif bergerilya ikut long march ke Jawa Barat dan menikah dengan seorang wanita Sunda bernama Odah. Namun Odah dan anak yang dikandungnya ditembak tentara Belanda. Princen mendapat anugerah Bintang gerilya dari Presiden Soekarno.
Hingga kini masih ada beberapa negara yang masih bergejolak dan tertindas diantaranya adalah Palestina, Siria, Libanon, Afganistan, Irak. Setiap melihat kesengsaraan mereka di berbagai media sekilas terasa menyayat hati.
Menolong orang lain jika sendirian cenderung akan terasa sulit namun jika bersama - sama bergotong royong menggalang dana kemanusiaan segala yang sulit akan menjadi mudah. Ibarat sapu lidi, jika satu sapu lidi lemah tidak bisa menyapu namun jika bersatu sapu lidi bisa menyapu seluas lapangan sepak bola. Bisa dibaca, 6 Prestsi Bangsa Pada Era Reformasi Yang Patut Disyukuri
Menolong orang lain jika sendirian cenderung akan terasa sulit namun jika bersama - sama bergotong royong menggalang dana kemanusiaan segala yang sulit akan menjadi mudah. Ibarat sapu lidi, jika satu sapu lidi lemah tidak bisa menyapu namun jika bersatu sapu lidi bisa menyapu seluas lapangan sepak bola. Bisa dibaca, 6 Prestsi Bangsa Pada Era Reformasi Yang Patut Disyukuri
Ketidak pedulian bangsa lain terhadap bangsa tertindas tdk mempengaruhi bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berperikemanusiaan dan keadilan. Beberapa masyarakat Indonesia menghidupkan rasa peduli dengan membentuk berbagai perkumpulan kemanusiaan untuk peduli pada bangsa lain yang tertindas. Tuhan tidak tidur semoga rahmatNya kepada Bangsa Indonesia bertambah sehingga bangsa ini dijauhkan dari penindasan Aamiin
Comments
Post a Comment
Harap tidak memberikan komentar link. Maaf jika kami harus menghapus komentar link